Tragedi Qaramithah , 22 Tahun Ka’bah Tanpa Hajar Aswad #shorts

2 years ago
26

Tragedi Qaramithah, 22 Tahun Ka’bah Tanpa Hajar Aswad #shorts

Para sejarawan mencatat peristiwa ini dengan detail dalam kitab-kitab tarikh mereka, seperti Ibnu Katsir dalam Al-Bidâyah wan Nihâyah, Ibnul Atsir dalam Al-Kâmil fit Târîkh, Ibnu Jari ath-Thabari dalam Tarîkhul Umam wal Muluk, dan sejumlah sejarawan lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Ibnu Katsir dalam Al-Bidâyah wan Nihâyah cukup objektif dan komprehensif melaporkan hal ini. Berikut kisah lengkapnya.

Sekali waktu di musim haji tahun 317 H/886 M, segerombolan perampok datang ke Makkah untuk berbuat onar. Mereka merupakan kelompok Qaramithah (termasuk Syiah Ismailiyah) di bawah pimpinan Abu Thahir Sulaiman bin Abu Said al-Husain al-Janabi.

Keberadaan mereka sangat ditakuti. Mendengar namanya saja, orang-orang Makkah segera mengamankan diri masing-masing. Kebetulan, jamaah haji dari Irak di bawah pimpinan Manshur ad-Dailami yang pada tahun ini ke Makkah menjadi sasaran empuk mereka. Tepat pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah), orang-orang Qaramithah merampas seluruh harta jamaah, bahkan tak segan membantai siapa saja jamaah yang mereka temui.

Banyak jamaah yang terbunuh. Mayat-mayat mereka kemudian dibuang ke sumur Zam-Zam, ada juga yang dikubur di tanah Haram dan lokasi Masjidil Haram. Tanpa dimandikan, dikafani, ataupun dishalati. “Tidak habis pikir, di bulan Dzulhijjah yang dimuliakan (termasuk asyhurul hurum), di tanah suci Makkah, bahkan di dekat Ka’bah, Qaramithah melakukan semua itu seolah merasa tak berdosa,” sesal Sejarawan Muslim Ibnu Katsir dalam Al-Bidâyah wan Nihâyah.

Abu Thahir membenarkan aksi jahatnya itu dengan legitimasi teologis: membawa nama Allah untuk melakukan pembunuhan. Bahkan dengan jumawa ia menantang tentara burung Ababil yang dulu pernah membinasakan Abrahah saat berniat menghancurkan Ka’bah.

Entah apa yang merasuki Abu Thahir dan keroco-keroco Qaramithah itu, sampai-sampai kelakuannya seperti orang kesetanan. Abu Thahir sampai memerintahkan pasukannya untuk mencopot pintu Ka'bah, merobek-robek kiswahnya dan dibagikan ke pasukannya seolah bangga merayakan kemenangan. Ia juga menyuruh seseorang untuk menaiki bangunan suci itu dan mencopot talangnya.

Karena orang itu jatuh tanpa sebab hingga meninggal, Abu Thahir membiarkan talang Ka'bah di posisinya. Hingga akhirnya ia menyuruh seseorang untuk mencongkel Hajar Aswad dari Ka'bah dan membawanya pulang. Jelas ini masalah serius bagi umat Muslim. Ka'bah tanpa batu sakral itu rasanya sangat janggal.

Merespons hal ini, Amir Kota Makkah bersama keluarga dan beberapa pengikutnya menyusul Qaramithah dan sebisa mungkin membujuk mereka agar mau mengembalikan Hajar Aswad. Sampai-sampai Amir rela memberikan seluruh hartanya asalkan batu hitam itu mau dikembalikan.

Abu Thahir tidak menggubris permohonan Sang Amir. Bahkan Amir, keluarga, dan sejumlah pengikutnya tersebut dibantai habis. Tampaknya pasukan Amir bukan apa-apa di hadapan rombongan Qaramithah yang kuat dan bengis itu.

Bersama pasukan Qaramithah, Abu Thahir dengan bangganya membawa pulang banyak harta jarahan dan Hajar Aswad di daerahnya, wilayah Hajr. Sejak saat itu Ka'bah tanpa Hajar Aswad selama 22 tahun. (Ibnu Katsir, Al-Bidâyah wan Nihâyah, 2015 juz 11, h. 172)

Source : https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/tragedi-qaramithah-22-tahun-ka-bah-tanpa-hajar-aswad-HQrnz

Loading comments...